Menikmati Takdir

Thursday, May 02, 2024


Sebelumnya, izin menyapa setelah sekian lama tidak bertegur sapa. Hai, apa kabar? Semoga tetap dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT. 

Oh, iya. Pernah enggak sih kalian ngeluh tentang kehidupan. Pasti pernah, ya? Kayaknya sudah jadi rahasia umum. Pertama-tama kita sadari dulu bahwa kita ini hanyalah manusia yang kadang salah dan lemah. Ketika iman sedang turun-turunnya segala sesuatu pun ikut terpengaruh. Imbasnya adalah kita secara sadar berkeluh kesah atas semua yang sedang terjadi. Kayaknya aku enggak seberuntung dia deh? Dia mah enak punya duit? Wah, keren banget dia di umur segitu udah bisa bla bla bla? Dan masih banyak lagi keluhan yang belum bisa dituliskan disini. Pokoknya masing-masing punya sejuta bahkan milyaran, yang sangking banyaknya, lebih baik jadi inventaris masing-masing saja. 

Hidup dan segala sesuatunya adalah rahasia Sang Pencipta. Boleh jadi, hal yang menurut kita baik itu buruk menurut Sang Maha Kuasa dan begitupun sebaliknya. Tenang, kita punya Allah. Ungkapan yang sepertinya mudah tapi begitu sulit untuk kita tadabburi. Benar enggak, sih? Naudzubillah jika hanya menjadi penghias beranda status sosmed semata. Manusia memang sangat senang untuk berpura-pura tegar agar terlihat baik-baik saja padahal dirinya hancur separah-parahnya. Padahal arti ber-Iman adalah berserah diri, pasrah, dan percaya. Menyerahkan segala sesuatunya hanya PadaNya, pasrah akan semua yang ditentukan, dan percaya tak ada sesuatu yang lebih besar dari yang Maha Besar. Yaps, memang enggak semudah itu, sih prakteknya. Step by step, minimal satu persen setiap hari. Merujuk pada perkataan Ibnu Al-Jauzi tentang orang yang beriman "Hatinya tidak berubah. Karena dia tahu bahwa hatinya ada yang menguasai. Ia memiliki raja yang bertindak sesuai dengan kehendakNya.

Semoga hidup kita tetap baik-baik saja. Meskipun, mungkin, masalah dan tantangan datang bertubi-tubi. Ingat, kita adalah hamba dari Sang Maha Kuasa. Sudah sepatutnya untuk belajar dari kesalahan agar menjadi lebih kuat lagi kedepannya. Bersedih itu normal, kok. Asal tidak berlebihan dan terus-terusan. Senang pun begitu, jangan sampai kelewat batas. Kalau masakan itu harus ada garamnya, begitu pula hidup dengan masalah-masalahnya. Pada akhirnya, kita harus sadar bahwa hidup adalah seni menikmati takdirNya. Selamat menikmati.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe