Sadar Diri

Monday, November 28, 2022

Bismillah!

Hai semua, balik lagi setelah sekian lama. Kali ini kita enggak akan ngomongin isu-isu terkini atau viral. Biar akun gosip dan infotainment saja yang ngurusin itu. Sebagai orang biasa dan biasa-biasa saja ada baiknya kita merenungi nasib. Ingat, bukan meratapi. Merenungi nasib dengan tujuan mencari hal-hal yang perlu ditingkatkan dan memaafkan segala sesuatu yang pernah dilakukan. Lagi dan lagi kita ngomongin tentang hidup berkesadaran, sesuai porsi dan SOP. Kenapa ngomongin hidup terus? Sederhana, karena kalo ngomongin mati belum ngerasain.

Kita semua diciptakan dengan tugas masing-masing. Maka dari itu, perlunya untuk menjalankan kewajiban sesuai SOP yang berlaku. Dalam lingkup kecil, semisal pekerjaan, seseorang yang bertindak tidak sesuai standar pastinya akan fatal. Hidup pun begitu, perlu kiranya untuk mengikuti standar. Dengan tujuan agar kita tetap dalam track dan sesuai porsi.  Seorang manusia harus sadar bahwa dirinya adalah manusia. Hal ini yang banyak kita temui dan tanpa disadari kita lakukan. Kata seorang seniman sekaligus sastrawan "Menghina Tuhan itu tidak perlu menginjak Kitab Suci. Cukup dengan takut lapar esok hari itu sudah menghina Tuhan." Coba sadari, betapa sebagai manusia kita sudah bertindak tidak sesuai porsi. Berpikir bahwa rezeki dan hari esok benar-benar dalam kendali kita. Padahal, jika kita kembali ke panduan tugas, manusia diciptakan hanya untuk menjalankan perintah Tuhan bukan malah menetapkan takdir. Itu bukan urusan kita.

Kata seorang sufi "Tidak boleh ada dualisme dalam diri." Dengan artian merasa bahwa kitalah pemilik resmi dari diri kita itu tidak boleh. Hasilnya kita menjadi manusia sombong dan paling tahu akan segalanya. Maka, berikanlah kendali diri kita sepenuhnya pada Sang Maha Memiliki. Mari sadar diri. Bahwa menjadi manusia yang manusia itu harus.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe