Merdeka Itu Kita

Tuesday, August 17, 2021

"Kita belum merdeka....."

Rasanya perkataan diatas perlu dibahas bersama. Iya, pertama-tama mari bersyukur atas bertambahnya umur negeri kita tercinta Indonesia yang ke 76; bukan angka yang sedikit juga tidak masuk dalam kategori muda lagi. Untuk patokan manusia,  76 tahun bisa disejajarkan dengan kakek/nenek bercucu 4-5. Angka sedemikian pula merupakan karunia dari Yang Maha Kuasa sebagai acuan untuk terus bertaubat dan bersyukur atas segala nikmat-Nya. Karena boleh jadi umur yang panjang adalah hadiah juga sebaliknya. Untuk patokan barang, 76 tahun sudah masuk dalam kategori antik. Yang keberadaannya dicari oleh kolektor-kolektor dan harga pasarnya menjulang tinggi melebihi barang-barang dengan usia dibawahnya. Jadi, menurutmu apa makna 76? 

Perjuangan kita lebih berat, karena melawan bangsa kita sendiri, begitu kata Sang Proklamator Ir. Soekarno. Lihat, berapa banyak kasus korupsi yang melanda negeri ini? Juga peningkatan angka kemiskinan dan kejahatan-kejahatan lainnya? Belum lagi pandemi yang belum juga berakhir? Tentunya sebagai seorang warga negara tak henti-hentinya kita saksikan hal-hal semacam ini ditampilkan di media massa, offline maupun online. Hingga timbul perasaan terjajah dalam hati masing-masing. "Apa gunanya kata merdeka tapi realitanya tetap terjajah?" Sederhananya seperti itu keluhan kita. Mengeluh bukanlah solusi, tapi, lihat, satu kasus selesai tiga kasus muncul. Kata bersyukur pun jauh dari kata eksis. Timbul pertanyaan besar, apakah kita sudah merdeka?

Baiklah, mari kita ulang kembali sejarah kemerdekaan negeri ini yang ditandai dengan dibacakannya teks proklamasi pada tanggal 17 agustus 1945. Jerih payah orang-orang terdahulu untuk memproklamirkan kemerdekaan tidaklah mudah. Ada banyak tenaga bahkan nyawa yang dikorbankan disana. Kata merdeka bukanlah giveaway dari para penjajah, melainkan hasil dari jerih payah para pejuang. Hari ini kita tidak harus takut akan rudal, pesawat tempur, dan ranjau untuk berpelesir keluar rumah. Cukup pakai masker dan patuh pada prokes, semuanya aman terkendali.

Seharunya kita bersyukur sebagai manusia yang hidup hari ini; penikmat kemerdekaan tanpa harus korban nyawa. Seharunya kita tahu diri dan sadar bahwa hari ini usaha kita tak melulu tentang senjata dan berakhir dengan penumpahan darah. Kita sudah merdeka tapi pergerakan tak boleh berhenti. Usaha para syuhada terdahulu cukup sampai dibacakannya proklamasi; berkata kita belum merdeka adalah kurang tepat, seolah-olah para pejuang tidak berkorban untuk bangsa ini. Untuk hari ini dan seterusnya, kemerdekaan adalah tanggung jawab kita semua. 

Perjuangan masih berlanjut, kata merdeka tidak berhenti sampai disini. Masih ada banyak penjajahan yang perlu kita tumpas. Termasuk diriku yang sampai hari ini masih saja terjajah oleh rindu dan senyum manismu. Uhuk

Merdeka!!!!!!


You Might Also Like

1 komentar

  1. Perjuangan mempertahankan kemerdekaan adalah hal sulit diandingkan meraihnya. Merdeka!

    ReplyDelete

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe